Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Citra Merek ( Brand Image)

Citra ( image ) didefinisikan sebagai cara masyarakat mempersepsi (memikirkan) perusahaan atau produknya, perusahaan yang baik tentu dapat mengukir citra yang kuat dan menarik (Kotler, 2009). Citra perusahaan itu sendiri dapat dibina dengan adanya merek yang baik, dengan membawa nama perusahaan merek ini sekaligus mengiklankan kualitas dan besarnya perusahaan (Djaslim Saladin, 2002). Aaker (1991) dalam Rosliana (2009) menyatakan “brand image is a set of associations, usually organized in some meaningful way” yang artinya bahwa citra merek adalah perangkat asosiasi yang konstan terorganisir dalam beberapa cara yang berarti. Citra merek (brand image) sangat mungkin memainkan peran sekunder dalam keputusan pemilihan merek pada pelanggan (Ali Hasan, 2009). Oleh sebab itu, produk pesaing yang memunculkan citra yang lebih baik dapat memperbesar terjadinya perpindahan merek. Citra merek tersusun dari asosiasi merek. Aaker (1991) dalam Rosliana (2009) menyatakan bahwa asosiasi merek

Efek Buruk Inflasi

Menurut Sukirno (2004: 338), efek-efek buruk dari inflas i yaitu sebagai berikut : Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menghambat perkembangan ekonomi . Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud. Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang Negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ke tidak seimbangan dalam aliran mata ua

Bauran Pemasaran (marketing mix)

Bauran pemasaran ( marketing mix ) atau 4P dalam pemasaran terdiri dari 4 komponen, yaitu : produk ( product ), harga (price) , promosi (promotion), dan distribusi (place) (Husein Umar, 2005: 31). Variabel bauran pemasaran tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan dengan tepat agar badan usaha dapat melaksanakan kebijakan dan program pemasaran dengan seefektif mungkin. Produk (Product) Berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya, pemasar membagi produk menjadi dua yaitu: Produk konsumen Produk konsumen adalah produk yang didasarkan pada kebiasaan dikonsumsi untuk konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga. Produk Industrial Menurut Djaslim Saladin (2002: 74) produk industrial adalah barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau dipergunakan  dalam menjalankan bisnis. Artinya barang (produk) industri ini meliputi: Diproduksi untuk membuat barang lain. Untuk dibisniskan. Harga (Price) Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar unt

Tingkat-Tingkat Konflik

Menurut Prof. Dr. J. Winardi, SE.  konflik terbagi menjadi empat tingkatan sebagai berikut: Konflik intra perorangan Konflik intra perorangan ini muncul dalam diri seorang individu dengan pemikirannya sendiri. Jadi dia mengalami semacam tekanan-tekanan dalam dirinya sendiri secara emosional.  Konflik ini bisa disebabkan karena adanya konflik pendekatan-pendekatan, maksudnya si individu ini harus memilih salah satu dari dua hal yang sama menariknya bagi dia. Konflik intra perorangan juga bisa disebabkan karena seseorang harus memilih dua pilihan yang sama sekali tidak disukainya.  Konflik intra perorangan bisa berbentuk pendekatan-menghindari. Jadi konflik ini terjadi pada situasi ketika seseorang harus mengambil suatu keputusan yang sangat menyenangkan tetapi ada peningkatan resiko yang tidak disukai. Konflik Antar Perorangan Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifa

BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas ( liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Fungsi Bank Indonesia Rate Pada dasarnya BI Rate adalah untuk menstabilkan tingkat inflasi yang akan terjadi dan menghindari resiko inflasi, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Selamet Riyadi (2006:161), Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. CAR memperlihatkan kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko, CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila persentase CAR terlalu kecil (lebih rendah dari standar BI) maka bank tersebut termasuk ke dalam kategori bank tidak sehat, namun apabila persentase CAR terlalu besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur (idle fund). (Ahmad Faishol, 2007:153). Banks have to make decisions about the amount of capital they need to hold for three reasons. First, bank capital helps prevents bank failure, a situation in which the bank cannot satisfy its obligations to pay its depositors and other creditors and so

Peran Investor Lokal Pasar Modal Indonesia

Pada bulan oktober data kepemilikan saham pada pasar modal indonesia adalah 62,38 % oleh asing dan sisanya 37,62 oleh investor lokal (topsaham.com), data tersebut bisa menyimpulkan bahwa investor lokal masih sedikit dan masih kurangnya minat masarakat terhadap dunia investasi pada pasar modal. Investor lokal sangat penting untuk menjaga stabilitas pasar modal, dimana jika pasar modal terlalu bergantung pada investor asing maka akan mudah tergoncang oleh krisis global. sehingga dibutuhkan peningkatan investasi lokal dalam upaya penguatan ekonomi nasional. Perkembangan Investasi lokal Indonesia masih kalah dibanding Negara-negara tetangga seperti malaysia dan singapura dimana pada negara tersebut investor lokalnya bisa menguasai pasar modalnya, bursa efek Indonesia atau BEI sendiri sebagai otoritas pasar modal Indonesia menargetkan 2,3 juta investor lokal pada tahun 2012 (investor.co.id). Dengan pentingnya peranan pemodal lokal pada pasar modal untuk perkembangan dan stabilisasi

Tak Bisa Lepas Dari Korupsi, Jadilah Koruptor Yang Baik

Korupsi mungkin sudah jadi bagian sebagian besar rakyat negeri ini, mulai dari kelas bawah sampai tingat atas semua sudah terjangkit dengan penyakit korupsi. Penyakit itu sendiri bukan karena kebutuhan tetapi kebiasaan yang diwariskan, untuk menghilangkannya dibutuhkan waktu yang lama dan banyak pengorbanan.  Untuk saat ini kita hanya bisa menguranginya secara berlahan, bagaimanapun rakyat sudah pintar, informasi mudah didapatkan. Semua orang menginginkan perubahan kearah yang lebih baik, begitu juga nasalah korupsi rakyat menginginkan hilangnya prilaku korupsi dari para pelayan yang seharusnya melayani masyarakat tetapi malah mengabaikan kewajiban mereka. Hal yang wajar ketika kita ingin sodara, anak kita menjadi PNS dan mendapatakan kebutuhan yang layak, tetapi layakkah mereka menjadi yang anda inginkan. Oleh karena itu buatlah mereka layak untuk itu, mungkin anda butuh pendapatan tambahan untuk rekreasi, beli mobil dan sebagainya itu wajar sama seperti kami, kami bekerja ke

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX. Tahun 2011 ada sekitar 437 perusahaan yang tercatat sahamnya pada bursa efek Indonesia. perkembangan Bursa Efek Indonesia dari masa kemasa [Desember 1912]  Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda [1914 – 1918] Bursa Efek di Batavia ditutup selama

Proses Keputusan Membeli

Menurut Kotler, (2000) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu: Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi alternatif Keputusan Membeli Tingkah laku pasca pembelian. Pengenalan masalah Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Pencarian informasi Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk

Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem pengelolaan dan pengendalian suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah. SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada  masa itu masih digunakan kartu  punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi.  Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan - masih mengesampingkan kebutuhan inform

Simpanan Tabungan

Berbeda dengan giro, simpanan tabungan memiliki ciri khas sendiri. Jika simpanan giro dilakukan oleh para pengusaha atau para pedagang saat melakukan transaksi maka simpanan tabungan dilakukan untuk umum dan lebi banyak digunakan untuk  perorangan baik pegawai, atau pun ibu rumah tangga. Kemudian bank dalam menetapkan suku bunga juga berbeda dalam arti rata-rata suku bunga simpanan tabungan lebih tinggi daripada simpanan giro yang diberikan kepada nasabah. Pengertian tabungan  menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyret giro dan alat analisis lainya yang dipersamakan itu. Ada bebertapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung pada persyaratan bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud adalah : 1. Buku tabung

Sekolah Manajemen Perhotelan IHS

Sekolah Manajemen Perhotelan IHS Adalah Instistusi pedidikan perhotelan khususnya dibidang Hospitality dan Turism Industri. International Hotel Management School (IHS ) berlokasi di Jalan Adi Sucipto 109 Colomadu, Karanganyar, Solo. Visi IHS adalah menjadi Institusi Pendidikan Perhotelan terbaik di Indonesia yang berorientasi masa depan dengan berdasarkan konsep Total Quality Education  agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang profesional  yang mempunyai nilai kompetitif global yang tinggi. MISI IHS "Melalui proses pengembangan pendidikan yang inovatif berdasarkan konsep Total Quality Education, IHS mempersiapkan peserta didik-nya menjadi para profesional di bidangnya dan menjadi sumber daya yang mempunyai karakter dan perilaku yang baik, kuat dan berbudi pekerti luhur agar benar-benar memiliki kemandirian dalam bekerja atau kemandirian dalam berwirausaha sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya" Sekolah manajemen perhotelan IHS sudah memiliki berba

Jurnal PERTUMBUHAN TFP DAN PENGEMBANGAN EFISIENSI PRODUKSI

Penulis Endy Dwi Tjahjono Donni Fajar Anugrah Penerbit Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2007 A b s t r a c t This paper investigates both the accumulation and the quality of the input factors with stochastic frontier production function model. The application of the model also enables us to predict the technical efficiency of the input factors for each province of Indonesia. The model result shows that the capital and the labor share to output are 0.4 and 0.6 respectively. In all Indonesia regions, the quality of the labor or human capital affects the output, but the effect is so small, especially in East Indonesia. Meanwhile, the quality of capital is decreasing by the time and has a negative small coefficient for all regions. The technical efficiency of all Indonesia regions has increased during the observation period. In the region side, the technical efficiency of the provinces in Sumatra has increased by the time, yet provinces in the ot

Likuiditas

Definisi likuiditas menurut Van Horne (1980) dalam Ade Wirman (2002) adalah: Liquidity may be defined as ability to realize value in money the most liquid of assets. Pembatasan yang lebih khusus diberikan oleh Robinson dan Wrightsman (1981) dalam Ade Wirman (2002) kutipan berikut ini: A major dimension of the wealth allocation process is the adjustment of liquidity. Liquidity measures the nearest of a financial asset to cash, which itself is financial assets differing from all others in that only cash is used as medium of change. The liquidity of a given financial asset is gauged by the ability to convert the asset into cash at any time without taking loss. Dari definisi yang disampaikan oleh para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian likuiditas . Likuiditas adalah tingkat kemampuan suatu aktiva financial berubah menjadi kas atau sebaliknya pada setiap saat diinginkan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan resiko kerugian yang paling minimum. E

Biaya Tetap Dan Biaya Variabel

Biaya Tetap Biaya tetap atau biaya tidak langsung ( Fixed cost) adalah biaya yang tidak mengalami penambahan dalam jumlah totalnya walaupun volume penjualan atau kuantitas produksi berubah. Biaya tetap tidak tergantung terhadap banyaknya produk yang dihasilkan maupun jumlah penjualan. Biaya tetap terbagi menjadi dua yaitu : Commited Fixed Cost Commited fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama. Descretionary  Fixed Cost  Yakni merupakan biaya : (a) yang timbul dari keputusan penye diaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang

Currency Swap

Currency Swap adalah kontrak antara dua pihak untuk saling tukar menukar arus kas yang jumlahnya tetap dalam mata uang yang berbeda. Currency Swap adalah teknik untuk mengontrol risiko tingkat kurs, currency swap memberikan jangka waktu lebih panjang dibanding dengan option dan future. Currency Swap memberikan kepastian nilai uang atau kewajiban dimasa sekarang dan akan datang. Penggunaan mata uang asing rentan terhadap risiko fluktuasi nilai tukar mata uang dan tingkat suku bunga. Untuk melindungi kas yang rentan terhadap perubahan nilai mata uang asing dan tingkat suku bunga, wajib pajak dapat menggunakan instrumen swap. Melalui swap, risiko kerugian akibat selisih mata uang dapat diperkecil. Wajib pajak bahkan dapat menciptakan keuntungan jika menemukan rumusan yang tepat dalam melakukan transaksi pertukaran swap.  Cross Currency Swap (CCS) Cross Currency Swap (CCS) adalah salah satu jenis Transaksi Derivative dimana pertukaran arus kas antara 2 (dua) pihak secara periodik selama j

Lembaga Keuangan Non-Depositori

Lembaga keuangan berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dapat dibedakan menjadi lembaga keuangan depositori (depository financial institution) dan lembaga keuangan non-depositori (non depository financial institution). Lembaga keuangan non-depositori (bukan bank) ini dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, bersifat kontraktual (contractual institutions) yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan dana untuk memproteksi penabung terhadap risiko ketidakpastian, misalnya perusahaan asuransi dan dana pensiun.  Kedua, lembaga keuangan investasi (investment institutions) yaitu lembaga keuangan yang kegiatannya melakukan investasi di pasar uang dan pasar modal, misalnya perusahaan efek dan reksadana.  Ketiga adalah tidak termasuk dalam kelompok kontraktual dan investasi yaitu perusahaan modal ventura (venture capital) dan perusahaan pembiayaan (finance company,) yang menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (faktor

Manipulasi Informasi perusahaan

Sebagian perusahaan percaya bahwa mereka perlu memberikan informasi sebaik mungkin kepada khalayak ramai. Mereka berpendapat bahwa informasi mengenai perusahaan adalah suatu maslah yang sensitif. Mereka tidak mau informasi tersebut membantu para pesaing. kalau perlu mereka ingin menutup masalah yang tidak baik tentang perusahaan. Sering sekali pihak manajemen perusahaan menunjukan bahwa perusahaan yang mereka urus berada dalam keadaan baik . Dimana manajemen perusahaan mengubah laporan dari keadaan sebenarnya, supaya perusahaan kelihatan dalam keadaan baik. Atau sebaliknya dimana perusahaan memanipulasi informasi dimana membuat sekan-akan perusahaan dalam keadaan tidak baik.  Banyak alasan penyebab terjadi manipulasi perusahaan seperti menghindari pajak dan menjaga kepercayaan pemegang saham perusahaan. Contoh kasus yang pernah terjadi adalah asus perusahaan energi AS Enron, mencuat di tahun 2000-2001 ketika perusahaan itu membohongi publik dengan laporan keuangan palsu. Dalam