Langsung ke konten utama

Lebanon Setelah Ledakan Beirut

Lebanon menjadi salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang dikenal memiliki stabilitas politik, ekonomi dan geografis yang tidak cukup baik. 

Lembaga politik Lebanon sudah lama lumpuh karena perselisihan antara kubu pro dan anti-Suriah. Sekian itu korupsi telah merembes ke seluruh masyarakat dan menghabiskan biaya yang sangat besar.

Secara geografis, Lebanon berbatasan dengan Suriah di sisi utara, dan Israel di sisi selatan. Israel masih berkonflik dengan Palestina, sedang Suriah meraih terjadi perang.

Saat ini Lebanon tengah ada dalam tumpukan krisis yang bukannya terurai, namun justru makin bertambah dengan adanya ledakan besar yang menewaskan ratusan orang, Selasa (4/8/2020) kemarin.

Pada Maret 2020, Lebanon mengumumkan kegagalan mereka membayar utang. Dari data Standard and Poor's (S&P), utang Lebanon menembus US$ 92 miliar atau sama dengan hampir 170 persen dari produk domestik bruto. Ini menjadikan Lebanon negara dengan rasio utang tertinggi di dunia. 

Program Pembangunan PBB memperingatkan korupsi yang sistematis dan meluas serta kurangnya akuntabilitas di Lebanon. Ini akan menghambat upaya Beirut untuk pulih kembali dari ledakan dahsyat 4 Agustus yang menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian ratusan ribu warga.

Ledakan di pelabuhan Beirut itu mengakibatkan penderitaan manusia yang mendalam. Sejumlah pengamat menyalahkan ledakan dahsyat itu akibat korupsi dan kelalaian. 

Pihak berwenang telah berulang kali mengabaikan peringatan untuk memindahkan berton-ton amonium nitrat, bahan kimia yang dapat meledak, yang tersimpan dalam kondisi tidak aman di gudang pelabuhan.

Ledakan pelabuhan Beirut menambah penderitaan Lebanon yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Wabah Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2010 ini juga membuat keadaan ekonomi Lebanon menjadi semakin buruk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanggap Covid 19 Dengan Layanan Sehatq

Pandemi Covid 19 masih belum usai, pemerintah dengan segala upaya berusaha menekan penyebaran virus lewat kebijakan dan aturan yang dibuat, diantaranya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan terhadap beberapa daerah sesuai dengan tingkat penyebarannya. Kita harus bisa mematuhi peraturan pemerintah yang ada mengingat pentingnya kerjasama semua pihak dalam menekan penyebaran dan penanggulangan Covid 19, tanpa adanya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan penyebaran Covid 19 akan terus terjadi. PPKM mampu mengurangi jumlah kasus Covid, tetapi di sisi lain PPKM membuat kita sulit mendapatkan kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Begitu juga untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan ada baiknya tidak harus pergi kerumah sakit atau klinik jika memungkinkan bisa dilakukan dari rumah. Selain PPKM, pemerintah juga menggalakkan kampanye #ingatpesanibu lewat gerakan 3M yang wajib diterakpkan dalam bersosial dan beraktivitas. Gerakan Memakai Mask

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Tipe Investor Menurut Profil Resiko

Dalam berinvestasi tiap individu memiliki karakteristik tersendiri dalam penilaian terhadap resiko yang bisa dihadapi, ada investor yang berani menghadapi resiko yang besar tentu saja dengan mengharapkan tingkat keutungan yang besar, tetapi ada juga investor yang lebih suka berinvestasi pada asset yang aman walaupun keuntungan yang didapat sangat kecil. Tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan sebagai berikut (www.danareksa.com): Defensive Investor  : investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko. Conservative Investor : Investor ini biasanya berinvestasi untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya, untuk pen