Langsung ke konten utama

Pinjaman luar Negeri, Program Memiskinkan Negara

Pinjaman luar negeri adalah program untuk memiskinkan negara itu pendapat saya yang hanya setengah ekonom, mungkin pandangan ini salah buktinya pinjaman luar negeri masih dilakukan oleh Indonesia dimana pada tahun 2011 hutang luar negeri kita terus meningkat jumlahnya, bahkan sebentar lagi akan masuk pada angka 2 000 triliun, angka pastinya pada bulan Juli 2011 Rp 1.733,64  triliun (metrotvnews), dan terus meingkat dari bulan kebulan. Dangan rata-rata kenaikan jumlah utang 9 triliun perbulan, itung sendiri aja kapan utang Indonesia mencapai 2 000 triliun.

Untuk mengatsai masalah utang luar negeri ini pemerintah kita menggunakan sistem tutup lobang gali lobang lebih dalam, tentu saja sistem ini bukan sistem asal-asalan dimana yang ngatur sistem ini adalah ekonom (kapitalis) yang handal, jadi saya menganggap kalau persepsi saya tentang pinjaman luar negeri adalah program memiskinan negara adalah salah(menurut pemerintah).

Pada tahun 2012 prediksi pembayaran kredit hutang Indonesia adalah Rp 123,1 triliun sektitar 12% dari APBN negara kita, bayangkan sepersepuluh lebih uang negara kita habis hanya untuk membayar utang dan bunganya, dan sisanya dibagi untuk ribuan sektor pemerintahan mulai dari pendidikan, kesehatan, keamanan dan tentu saja sebagian besar habis oleh para koruptor mulai dari kelas atas seperti DPR sampai kelas bawah seperti lurah dan yang sederaat yang hobinya cuma doyan duit haram.

Bisa dibilang uang negara yang nota bene adalah uang rakyat hanya dinikmati oleh para koruptor dan untuk membayar bunga utang yang tentu saja sangat besar, bisa dibilang rakyat kecil hanya berharap pada pembagian raskin beberapa liter saja.

Sebenarnya apa yang menyebabkan utang Indonesia terus membengkak ?, padahal ekonom seharusnya tahu utang yang terus meningkat setiap bulannya akan meningkatkan beban dan bunga utang itu sendiri, para ekonom Indonesia menerapkan sistem devisit anggaran, tentu saja ini adalah sistem yang diajarkan oleh asing (Amerika dan Eropa) kepada Indonesia.

Logika sederhananya devisit anggaran seperti ini, suatu negara harus memiliki pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan. Bayangkan jika anda tukang baso dan anda harus mempunyai pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan anda sebagai tukang baso apa yang terjadi,  maka utang anda akan terus bertambah dan lambat laun grobak baso anda dan harga diri anda tidak cukup untuk membayar utang anda. Dan itu yang terjadi pada Indonesia dimana utang indonesia mencapai 1.733,64 triliun dan APBN Rp 2209 triliun (APBN tu seperti duit yang dipunya oleh tukang baso buat beli bahan baku baso, makan, bayar pegawai bukan untung jualan baso loh).

Banyak sekali ekonom handal Indonesia yang pro terhadap devisit anggaran yang digunakan oleh pemerintah kita, tentu saja dengan itung-itungan yang sangat brilian dan masuk diakal, tetapi saya sebagai setengah ekonom saya tidak mengedepankan logika, tetapi mengedepankan fakta bahwa utang adalah beban negara Indonesia yang sangat memberatkan. Dan kita harus bisa lepas dari bayang-bayang utang. Kita harus mengikuti rusia dan cina yang terus memperkecil utang mereka, jangan hanya mengikuti aturan yang di berikan negara kapitalis yang justru memberatkan rakyat.

Sebenarnya jika kita mau lebih bersabar dan tidak tergiur oleh utang kita bisa lebih maju dari negara-negara lain, apalagi negara kita adalah negara besar dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang melimpah ruah, tetapi apadaya negara kita selalu bayar utang dan meminjam dengan jumlah yang lebih besar dan uang dari utang tersebut digunakan untuk keperluan yang seharusnya dibayai bukan dengan utang.

Tetapi sekali lagi ini hanya opini dari seorang setengah ekonom, setidaknya ekonomi Indonesia sudah diatur oleh para ekonom (Liberal) handal yang mengatakan bekerja untuk kepentingan rakyat, dan tentu saja kita meng-gaji mereka dengan sangat besar, dan harapan saya sebagai rakyat mengharapkan para ptinggi Bank Indonesia (BI), kementrian keuangan dan pejabat pemerintahan lain tidak terlena dengan gaji dan tunjangan yang kita (rakyat) berikan pada mereka. Semoga mereka benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat, dan membawa kita pada kemakmuran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanggap Covid 19 Dengan Layanan Sehatq

Pandemi Covid 19 masih belum usai, pemerintah dengan segala upaya berusaha menekan penyebaran virus lewat kebijakan dan aturan yang dibuat, diantaranya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan terhadap beberapa daerah sesuai dengan tingkat penyebarannya. Kita harus bisa mematuhi peraturan pemerintah yang ada mengingat pentingnya kerjasama semua pihak dalam menekan penyebaran dan penanggulangan Covid 19, tanpa adanya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan penyebaran Covid 19 akan terus terjadi. PPKM mampu mengurangi jumlah kasus Covid, tetapi di sisi lain PPKM membuat kita sulit mendapatkan kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Begitu juga untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan ada baiknya tidak harus pergi kerumah sakit atau klinik jika memungkinkan bisa dilakukan dari rumah. Selain PPKM, pemerintah juga menggalakkan kampanye #ingatpesanibu lewat gerakan 3M yang wajib diterakpkan dalam bersosial dan beraktivitas. Gerakan Memakai Mask

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Tipe Investor Menurut Profil Resiko

Dalam berinvestasi tiap individu memiliki karakteristik tersendiri dalam penilaian terhadap resiko yang bisa dihadapi, ada investor yang berani menghadapi resiko yang besar tentu saja dengan mengharapkan tingkat keutungan yang besar, tetapi ada juga investor yang lebih suka berinvestasi pada asset yang aman walaupun keuntungan yang didapat sangat kecil. Tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan sebagai berikut (www.danareksa.com): Defensive Investor  : investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko. Conservative Investor : Investor ini biasanya berinvestasi untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya, untuk pen