Langsung ke konten utama

Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur – unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana (Arief Sugiyono, 2009:64).

Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio – rasio keuangan yang menginterpertasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Rasio- rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka – angka yang ada dalam neraca, dalam laporan laba rugi, atau pada neraca dan laba rugi. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu. Pemilihan aspek – aspek yang akan dinilai perlu dikaitkan dengan tujuan analisis. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur, aspek yang dinilai akan berbeda dengan penilaian yang dilakukan calon pemodal. Kreditur akan lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban financial tepat pada waktunya, sedangkan pemodal akan lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (Husna Suad, 2004: 69).

Dalam analisis rasio keuangan, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau periode, pemakai dapat melihat kecenderungan rasio keuangan, apakah mengalami penurunan atau peningkatan, yang menunjukkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik yang sama. Perbandingan ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan kinerja perusahaan relative dan membantu mengidentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industri (Darsono dan Ashari, 2009: 51).

Tujuan dari analisis rasio keuangan dari pihak manajemen keuangan adalah mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat diukur dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidity), kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan modal (leverage), kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profitability), kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth), dan kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksimal (activity) (Arief Sugiono, 2009:65).

Bagi perusahaan dengan adanya analisis rasio keuangan maka akan diperoleh suatu informasi mengenai kondisi atau keadaan keuangan sehingga dapat membuat keputusan – keputusan yang diperlukan bagi kepentingan kegunaan rasio keuangan sebagai bahan pertimbangan apakah perusahaan tersebut akan menguntungkan apabila sahamnya dibeli.

Menurut John J Hampton, rasio keuangan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
  • Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency    perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi. Rasio likuiditas antara lain rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), perputaran piutang (receivable turn over), dan perputaran persediaan (inventory turn over).
  • Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas antara lain margin keuntungan (Profit margin), margin laba kotor (gross profit margin), perputaran aktiva (operating assets turn over), imbal hasil dari investasi (return on investment), dan rentabilitas modal sendiri (return on equity).
  • Rasio kepemilikan, berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas. Rasio ini membantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Rasio kepemilikan antara lain keuntungan per lembar saham (earning per share), nilai buku per lembar saham (book value per share), serta rasio utang dan modal sendiri (capital structure ratio).
Sugiono, Arief. “ Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan”, Grasindo, Jakarta, 2009.
Darsono dan Ashari. “Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan”, ANDI, Yogyakarta, . 2009.
Suad, Husnan dan Enny Pudjiastuti.” Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi keempat, (UPP)AMP YKPN, Yogyakarta, 2004.


Komentar

  1. saya ingin menanyakan bagaimana analisa rasio keuangan pada perusahaan asuransi, saya mengenal early warning system sebagai pendeteksi kesehatan perusahaan, lalu bagaimana penerapan ews itu sendiri? apakah ada penjelasan terbaru tentang ews itu sendiri? mohon penjelasannya karena saya sedang menyusun skripsi tentang pengarus ews perusahaan asuransi terhadap harga saham. terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanggap Covid 19 Dengan Layanan Sehatq

Pandemi Covid 19 masih belum usai, pemerintah dengan segala upaya berusaha menekan penyebaran virus lewat kebijakan dan aturan yang dibuat, diantaranya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan terhadap beberapa daerah sesuai dengan tingkat penyebarannya. Kita harus bisa mematuhi peraturan pemerintah yang ada mengingat pentingnya kerjasama semua pihak dalam menekan penyebaran dan penanggulangan Covid 19, tanpa adanya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan penyebaran Covid 19 akan terus terjadi. PPKM mampu mengurangi jumlah kasus Covid, tetapi di sisi lain PPKM membuat kita sulit mendapatkan kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Begitu juga untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan ada baiknya tidak harus pergi kerumah sakit atau klinik jika memungkinkan bisa dilakukan dari rumah. Selain PPKM, pemerintah juga menggalakkan kampanye #ingatpesanibu lewat gerakan 3M yang wajib diterakpkan dalam bersosial dan beraktivitas. Gerakan Memakai Mask

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Tipe Investor Menurut Profil Resiko

Dalam berinvestasi tiap individu memiliki karakteristik tersendiri dalam penilaian terhadap resiko yang bisa dihadapi, ada investor yang berani menghadapi resiko yang besar tentu saja dengan mengharapkan tingkat keutungan yang besar, tetapi ada juga investor yang lebih suka berinvestasi pada asset yang aman walaupun keuntungan yang didapat sangat kecil. Tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan sebagai berikut (www.danareksa.com): Defensive Investor  : investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko. Conservative Investor : Investor ini biasanya berinvestasi untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya, untuk pen