Langsung ke konten utama

Saham Blue Chip

Saham blue chip menjadi istilah yang banyak digunakan oleh investor dan pengamat pasar modal yang mengacu pada saham perusahaan besar yang memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi besar, dan memilki fundamental kuat. Saham blue chip digambarkan sebagai saham yang berkualitas dan cocok untuk dimiliki sebagai investasi jangka menengah dan jangka panjang.

Saham blue chip biasanya mengalami kenaikan harga secara konsisten dalam jangka panjang dan pembagian dividen secara reguler, bahkan ketika bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya.

Awal Penggunaan Istilah Blue Chip
Oliver Gingold diketahui sebagai orang yang pertama menggunakan istilah Blue Chip, di tahun 1923 atau 1924 memperkenalkan istiliah ini saat ia berada di bursa saham dan menyaksikan perdagangan saham saat itu.

Dari pergerakan perdagangan saham yang ia lihat, ia merasa tertarik dengan transaksi saham yang harganya cukup fantastis dengan nilai $200 – $250 untuk tiap lembarnya. Setelah itu, ia kembali ke kantor kemudian berkata kepada temannya untuk menuliskan blue chip stocks atau saham-saham kepingan biru.

Dari situlah, istilah blue chips hingga saat ini terkenal dan digunakan oleh mereka yang bermain saham.

Karakteristik Saham Blue Chip
Saham Blue Chip memiliki beberapa karakteristik. Salah satunya adalah memiliki kapitalisasi besar. Nilai kapitalisasi suatu perusahaan mampu mencapai nilai triliunan rupiah. Besarnya kapitalisasi pasar ini mampu membuat investor sulit dalam memanipulasi harga.

Karakteristik yang kedua adalah saham Blue Chip juga memiliki likuiditas yang bagus. Biasanya likuiditas ini dipengaruhi oleh jumlah saham yang dimiliki publik atau beredar di bursa. Makin banyak kepemilikan saham publik, maka makin likuid pula saham tersebut. Selain itu tinggkat perdagangan saham yang tinggi juga mempengaruhi likuiditas saham. Semakin banyak saham yang diperjualbelikan maka saham tersebut semakin baik.

Ketiga fundamental perusahaan yang baik, dengan funamental yang baik perusahaan memiliki ketahanan terhadap kondisi pasar yang bergejolak bahkan ketika terjadi krisis, walau tetap terkena dampak biasanya perusahaan dengan fundamental baik bisa bertahan dan mampu berkembang walau dimasa sulit.

Investasi Jangka Panjang
Dengan karakteristik diatas saham yang tegolong blue Chip cocok untuk investasi jangka panjang, biasanya para trader menghindari saham blue Chip untuk keperluan spekulasi dan perdagangan jangka pendek.

Walau harga saham blue Chip tergolong stabil tetapi biasanya dalam jangka panjang saham Blue Chip mengalami pertumbuhan yang lebih baik, selain itu biasanya saham blue Chip juga rutin membagikan deviden.

Cocok Untuk Investor Pemula
Saham blue Chip cocok untuk investor pemula, dengan membeli saham blue Chip investor pemula bisa mempelajari bagaimana berinvestasi lewat saham yang baik dan menguntungkan dan menghindari kerugian besar dari kesahalahan dalam memilih saham.

Resiko Saham Blue chip
Tidak ada Investasi yang lepas dari resiko, begitu juga dengan berinvestasi pada saham blue chip. Oleh karena itu dalam berinvestasi pada saham Blue chip dibutuhkan analisa teknikal dan fundamental.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Mata Uang Kripto - BotXcoin

 BotXcoin adalah platform yang menyediakan layanan Copytrading untuk investasi mata uang Kripto atau investasi lainnya. Untuk berinvestasi pada layanan BotXcoin menggunakan koin BotX.J enis koin yang digunakan adalah ERC-20 yang berjalan dan didistribusikan di blockchain publik Ethereum. Koin BOTX memiliki total maksimal suplai koin yang dibatasi sebanyak 5,000,000,000 koin.  Copytrading sendiri adalah konsep perdagangan dimana seorang trader dapat mengikuti aksi yang dilakukan oleh trader lain yang dianggap berpengalaman dan ahli. Dengan Platform BotXcoin trader bisa melakukan aksi mengikuti aksi yang dilakukan trader berpengalaman. BotXcoin membuat koneksi terintegrasi pada bursa dan para trader bisa mengikuti dan membuat transaksi secara langsung yang sama persis dengan trader utama yang mereka ikuti. Untuk saat ini BotXcoin sudah diperjual belikan pada beberapa bursa uang Kripto seperti Indodax, P2PB2B, UniSwap, dan bursa lainnya. BotXcoin dikembangkan sejak tiga tahun terakhir ata

Teori Sinyal

Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar  modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.  Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang m