Langsung ke konten utama

Kebijakan Gunting Syafruddin

Kebijakan Gunting Syafruddin adalah kebijakan yang ditetapkan oleh kementrian keuangan (yang saat itu dijabat oleh Syafruddin Prawiranegara) pada masa kabinet Hatta II pada tahun 1950. Berdasarkan surat keputusan menteri keuangan RIS nomor PU I. Dimana mata uang Nica dan de Javanesce Bank dipotong menjadi dua bagian.

Potongan uang masih berlaku dimana potongan sebelah kiri masih bisa digunakan untuk transaksi dengan nilai setengah dari mata uang yang dipotong dan potongan sebelah kanan ditukar dengan obligasi negara dengan nilai setengah sisanya yang akan dibayar tiga puluh tahun kemudian oleh negara dengan bunga tiga persen pertahun.

Tujuan Kebijakan
- Menyeimbangkan Jumlah uang yang beredar, dan meningkatkan nilai mata uang yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
- penggantian mata uang, dimana pada saat itu masih banyak uang Nica dan uang de Japanesce Bank yang beredar.
- menarik obligasi dari masyarakat untuk pembangunan dan menutupi kekurangan anggaran.

Kebijakan tersebut mulai berlaku pada jam 20.00 tanggal 10 Maret 1950, dan pada tanggal 22 Maret 1950-16 April 1950 adalah batas penukaran bagian sebelah kiri dengan uang kertas yang baru pada bank dan tempat-tempat yang telah ditentukan. Jika pada batas tersebut belum ditukar maka guntingan uang sebelah kiri sudah tidak berlaku lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Mata Uang Kripto - BotXcoin

 BotXcoin adalah platform yang menyediakan layanan Copytrading untuk investasi mata uang Kripto atau investasi lainnya. Untuk berinvestasi pada layanan BotXcoin menggunakan koin BotX.J enis koin yang digunakan adalah ERC-20 yang berjalan dan didistribusikan di blockchain publik Ethereum. Koin BOTX memiliki total maksimal suplai koin yang dibatasi sebanyak 5,000,000,000 koin.  Copytrading sendiri adalah konsep perdagangan dimana seorang trader dapat mengikuti aksi yang dilakukan oleh trader lain yang dianggap berpengalaman dan ahli. Dengan Platform BotXcoin trader bisa melakukan aksi mengikuti aksi yang dilakukan trader berpengalaman. BotXcoin membuat koneksi terintegrasi pada bursa dan para trader bisa mengikuti dan membuat transaksi secara langsung yang sama persis dengan trader utama yang mereka ikuti. Untuk saat ini BotXcoin sudah diperjual belikan pada beberapa bursa uang Kripto seperti Indodax, P2PB2B, UniSwap, dan bursa lainnya. BotXcoin dikembangkan sejak tiga tahun terakhir ata

Teori Sinyal

Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar  modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.  Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang m