Langsung ke konten utama

Kebijakan Gunting Syafruddin

Kebijakan Gunting Syafruddin adalah kebijakan yang ditetapkan oleh kementrian keuangan (yang saat itu dijabat oleh Syafruddin Prawiranegara) pada masa kabinet Hatta II pada tahun 1950. Berdasarkan surat keputusan menteri keuangan RIS nomor PU I. Dimana mata uang Nica dan de Javanesce Bank dipotong menjadi dua bagian.

Potongan uang masih berlaku dimana potongan sebelah kiri masih bisa digunakan untuk transaksi dengan nilai setengah dari mata uang yang dipotong dan potongan sebelah kanan ditukar dengan obligasi negara dengan nilai setengah sisanya yang akan dibayar tiga puluh tahun kemudian oleh negara dengan bunga tiga persen pertahun.

Tujuan Kebijakan
- Menyeimbangkan Jumlah uang yang beredar, dan meningkatkan nilai mata uang yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
- penggantian mata uang, dimana pada saat itu masih banyak uang Nica dan uang de Japanesce Bank yang beredar.
- menarik obligasi dari masyarakat untuk pembangunan dan menutupi kekurangan anggaran.

Kebijakan tersebut mulai berlaku pada jam 20.00 tanggal 10 Maret 1950, dan pada tanggal 22 Maret 1950-16 April 1950 adalah batas penukaran bagian sebelah kiri dengan uang kertas yang baru pada bank dan tempat-tempat yang telah ditentukan. Jika pada batas tersebut belum ditukar maka guntingan uang sebelah kiri sudah tidak berlaku lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanggap Covid 19 Dengan Layanan Sehatq

Pandemi Covid 19 masih belum usai, pemerintah dengan segala upaya berusaha menekan penyebaran virus lewat kebijakan dan aturan yang dibuat, diantaranya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan terhadap beberapa daerah sesuai dengan tingkat penyebarannya. Kita harus bisa mematuhi peraturan pemerintah yang ada mengingat pentingnya kerjasama semua pihak dalam menekan penyebaran dan penanggulangan Covid 19, tanpa adanya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan penyebaran Covid 19 akan terus terjadi. PPKM mampu mengurangi jumlah kasus Covid, tetapi di sisi lain PPKM membuat kita sulit mendapatkan kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Begitu juga untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan ada baiknya tidak harus pergi kerumah sakit atau klinik jika memungkinkan bisa dilakukan dari rumah. Selain PPKM, pemerintah juga menggalakkan kampanye #ingatpesanibu lewat gerakan 3M yang wajib diterakpkan dalam bersosial dan beraktivitas. Gerakan Memakai Mask

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Tipe Investor Menurut Profil Resiko

Dalam berinvestasi tiap individu memiliki karakteristik tersendiri dalam penilaian terhadap resiko yang bisa dihadapi, ada investor yang berani menghadapi resiko yang besar tentu saja dengan mengharapkan tingkat keutungan yang besar, tetapi ada juga investor yang lebih suka berinvestasi pada asset yang aman walaupun keuntungan yang didapat sangat kecil. Tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan sebagai berikut (www.danareksa.com): Defensive Investor  : investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko. Conservative Investor : Investor ini biasanya berinvestasi untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya, untuk pen