Salah satu ciri era globalisasi yang menonjol saat ini adalah dengan adanya arus barang dan modal dalam bentuk valas atau foreign currency antara berbagai pusat keuangan di berbagai negara yang semakin besar dan cepat, seakan-akan mengalir tanpa mengenal kewarganegaraan pemiliknya dan tanpa batas wilayah (borderless).
Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang defisit dapat terjadi karena adanya beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valas atau forex rate di masing-masing tempat.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi kurs mata uang. Selain faktor fundamental, faktor non-ekonomi juga berperan dalam mempengaruhi kurs, terutama dalam jangka pendek.
Beberapa faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas di masing-masing tempat tersebut antara lain sebagai berikut (Hamdy Hady, 2008).
Inflasi
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus (Pratama dan Mandala, 2004) jika suatu negara memiliki nilai Infalsi rendah maka kurs mata uang mereka akan mengalami terapreasi, dikarenakan ekspor cenderung tinggi dan permintaan uang domestik meningkat. Sebaliknya jika inflasi tinggi akan melihat mata uang mereka terdepresiasi karena produk mereka kurang kompetitif.
Gross Domestic Product (GDP)
Produk domestik bruto adalah pengeluaran negara dalam semua barang akhir dan jasa yang telah dihasilkan selama tahun tertenntu pada harga pasar. Barang akhir yang dimaksud adalah semua barang yang dibeli oleh konsumen, pelaku bisnis, dan pemerintah untuk digunakan diri sendiri (own use).
Jadi saat para konsumen mengunakan jasa telepon, dan saat pemerintah mengadakan perbaikan jalan tol itu semua dimasukkan kedalam hitungan produk domestik bruto.
Impor
Impor adalah memasukkan barang ke dalam daerah pabean, barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean diperlakukan sebagai barang impor dan terutang bea masuk (Pasal 1 (1) UU No. 10/1995 jo. UU No. 17/2006).
Tingkat Suku Bunga
Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Modal dialokasikan diantara para peminjam dengan tingkat bunga.
perusahaan dengan peluang investasi yang paling menguntungkan akan bersedia dan mampu untuk membayar sebagian besar modal, sehingga perusahaan tersebut cenderung menariknya dari perusahaan-perusahaan yang tidak efisien atau dari perusahaan yang produknya sedang tidak dibutuhkan (Brigham dan Houston, 2006)
Jumlah Uang Beredar (M2)
Uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito).
Komentar
Posting Komentar