Langsung ke konten utama

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK PADA KONSUMEN MINUMAN BERENERGI MEREK EXTRA JOSS KE KUKU BIMA ENER-G

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze factors that are influencing the brand switching consumers from Extra Joss to Kuku Bima Ener-G in Ciputat. The primary sample data was taken from 100 Kuku Bima consumers in Ciputat district. The data were analyzed using factor analysis with SPSS instrument. The result of research show that 30 indicators were reduced to 27 indicators that are spread in 6 factors. The rests are removed from the model because they do not fix the criteria of MSA > 0,5. The results of this research prove that there are 6 factors that influencing the consumers brand switching: (1) influence of friends or relatives, (2) promotion, (3) distribution, (4) product quality, (5) brand image, (6) price. The cumulative percentage variance of the extracted factors of 78,570%, which means that the results of the research capable of explaining the factors that influence brand switching of Extra Joss to Kuku Bima Ener-G at 78,570% and rest is affected by other factors.

Keywords: Brand Switching, Influence of Friends or Relatives, Promotion, Distribution, Product Quality, Brand Image, Price.   

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan merek pada konsumen minuman berenergi merek Extra Joss ke Kuku Bima Ener-G di lingkungan Ciputat. Data primer diperoleh dengan mengambil 100 responden yang merupakan konsumen Kuku Bima Ener-G di wilayah Ciputat. Data dianalisis menggunakan analisis faktor dengan menggunakan bantuan SPSS. Hasil penelitian diketahui bahwa dari 30 indikator direduksi menjadi 27 indikator yang tersebar dalam 6 faktor. Sisanya dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0,5. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat 6 faktor yang mempengaruhi perpindahan merek konsumen : (1) pengaruh teman atau keluarga, (2) promosi, (3) distribusi, (4) kualitas produk, (5) citra merek, (6) harga. Persentase kumulatif varians dari faktor yang diekstrak sebesar 78,570%, yang berarti hasil dari penelitian yang terbentuk mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan merek pada konsumen sebesar 78,570%, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci: Perpindahan Merek, Pengaruh Teman atau Keluarga, Promosi, Distribusi, Kualitas Produk, Citra Merek, Harga.

Sumber :
Muzammil "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Perpindahan Merek Pada Konsumen Minuman Berenergi Merek Extra Joss Ke Kuku Bima Ener-G" Skripsi FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakrata 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masalah Tuntutan Kenaikan Upah Minimum

Upah minimum pekerja terus naik setiap tahunnya,  selain kabar baik didalamnya juga banyak dampak buruk buat perekonomian. Selain itu dikarenakan penentuan upah minimum ditentukan oleh setiap propinsi dan kabupaten membuat perbedaan upah minimum setiap daerah hanya menambah masalah khususnya buat daerah yang berdekatan. Menurut saya seharusnya buruh dengan serikatnya lebih fokus terhadap hak mereka yang lain seperti hak perlindungan social seperti kesehatan dan masadepannya sebagai karyawan. Walaupun upah minimum terus meningkat tiap tahun, tetapi tidak ada perubahan yang berarti dikarenakan harga juga mengikuti kenaikan UMP tersebut. Bisa dibilang buruh hanya menikmati kenaikan UMP dalam jangka waktu yang singkat dan harus menerima kenyataan bahwa kebutuhan mereka juga akan meningkat. Kenaikan UMP juga membuat perusahaan sulit berkembang dikarenakan harus menaikan harga produk atau jasa yang mereka tawarkan untuk memenuhi pengeluaran mereka yang juga akan meningkat. Untuk rupiah...

Modigliani-Miller (MM) Theory Teori MM Dengan Dan Tanpa Pajak

Teori Modigliani dan Miller (teori MM) adalah .teori yang berpandangan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka (Brigham dan Houston , 2001) yaitu: Tidak terdapat agency cost. Tidak ada pajak. Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai prospek perusahaan di masa depan Tidak ada biaya kebangkrutan Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari hutang. Para investor adalah price-takers. Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar ( market value ). Model Modigliani-Miller (MM) tanpa pajak Pada tahun 1958 mereka mengajukan suatu teori yang ilmiah tentang struktur modal perusahaan. Teori mereka menggunakan beberapa asumsi: Risiko bisnis perusahaan diukur dengan σ EBIT ( Standard Deviation Earning Before Interest and Ta...

Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI)

Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti ( KBMI ) adalah pengelompokan bank berdasarkan nilai modal inti yang dimiliki oleh bank. KBMI adalah aturan yang dibuat oleh OJK menggantikan aturan lama yang dibuat oleh Bank Indonesia yang mengelompokkan lewat nilai buku bank. Bank dikelompokkan menjadi 4 (empat) KBMI: KBMI 1 merupakan bank dengan Modal Inti sampai dengan Rp6.000.000.000.000,00 (enam triliun rupiah); KBMI 2 merupakan bank dengan Modal Inti lebih dari Rp6.000.000.000.000,00 (enam triliun rupiah) sampai dengan Rp14.000.000.000.000,00 (empat belas triliun rupiah); KBMI 3 merupakan bank dengan Modal Inti lebih dari Rp14.000.000.000.000,00 (empat belas triliun rupiah) sampai dengan Rp70.000.000.000.000,00 (tujuh puluh triliun rupiah); dan KBMI 4 merupakan bank dengan Modal Inti lebih dari Rp70.000.000.000.000,00 (tujuh puluh triliun rupiah). KBMI berlaku bagi semua bank, Bank Berbadan Hukum Indonesia, Kantor Cabang Bank Luar Negeri maupun Bank Berbasis Syariah. Perbedaan KBMI dari kon...