Langsung ke konten utama

PT Mandiri Sekuritas Siap Merambah Pasar Internasional

IDX News. Tepuk tangan panjang menggema dari ratusan undangan yang hadir dalam perhelatan akbar Capital Market Awards 2011. Malam itu, (8/7) mereka dibuat kagum oleh prestasi gemilang yang diraih PT Mandiri Sekuritas. Anak usaha Bank Mandiri itu berhasil menyabet tiga penghargaan sekaligus yaitu Anggota Bursa Terbaik, Penjamin Emisi Teraktif dan Jaringan Pemasaran Terluas.

Capital Market Awards (CMA) merupakan kegiatan tahunan PT Bursa Efek Indonesia untuk memberi penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang berkinerja terbaik di pasar modal. Sebagai ajang bergengsi di lingkup pasar modal Indonesia, perusahaan pemenang CMA telah melalui proses seleksi yang amat ketat, tahun ini 13 orang juri terlibat dalam proses penilaian tersebut.

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Harry M Supoyo, setelah menerima penghargaan itu mengungkapkan penghargaan pada tiga kategori tersebut menunjukkan dominasi PT Mandiri Sekuritas pada semua lini usaha yang digeluti sekaligus menegaskan posisi utama perseroan sebagai pemain utama di pasar modal Indonesia. “Tiga penghargaan tersebut merupakan refleksi dari kepercayaan seluruh pemangku kepentingan industri pasar modal, sekaligus hasil kerja keras seluruh insan PT Mandiri Sekuritas,” imbuhnya.

Walau begitu PT Mandiri Sekuritas belum berpuas diri. Setelah merajai pangsa pasar di Pasar Modal Indonesia, PT Mandiri Sekuritas berniat memperkuat jaringannya dengan menyasar pasar internasional. Sebagai langkah awal PT Mandiri Sekuritas mengaku sedang berjuang demi mendapatkan izin dari otoritas bursa Singapura dan Malaysia untuk menjadi pemain di kawasan tersebut. “Tentunya akan sangat membanggakan bila ada sekuritas nasional yang dapat menjadi selling agent bagi saham IPO, rights issue, maupun obligasi perusahaan lokal ke luar negeri,” timpal Managing Director PT Mandiri Sekuritas, Kartika Wirjoatmodjo.

Kartika menambahkan bahwa posisi Indonesia yang saat ini sedang disukai para investor merupakan momentum yang tepat bagi PT Mandiri Sekuritas untuk ekspansi ke luar negeri, terutama ke negara-negara kawasan ASEAN. Selain menguntungkan Emiten lokal, pendistribusian saham atau obligasi ke luar negeri otomatis meningkatkan kapasitas PT Mandiri Sekuritas. Sebagai catatan, saat ini PT Mandiri Sekuritas mengaku telah memiliki sekitar 50 rekening fund manager asing, sehingga akan lebih memudahkan penetrasi pasar ke luar negeri.

Di pasar dalam negeri sendiri, Anggota Bursa (AB) dengan kode perdagangan CC itu bertekad untuk terus menjaring investor khususnya investor ritel dengan mengembangkan layanan online trading. Layanan yang disebut Mascot tersebut diluncurkan pada Maret 2010 dengan nilai investasi mencapai Rp10 miliar. Teranyar PT Mandiri Sekuritas baru saja menambah fitur baru layanan online trading-nya sehingga dapat diakses melalui telepon genggam.

Itu dari sisi bisnis sebagai Pedagang Perantara Efek (PPE), sementara dalam bisnis Penjamin Emisi Efek (PEE) baik dalam penerbitan saham maupun obligasi, PT Mandiri Sekuritas tak tertandingi. Hingga Juni 2011, PT Mandiri Sekuritas menguasai sedikitnya 20% pasar PEE saham di tanah air. Sedangkan untuk emisi obligasi PT Mandiri Sekuritas menguasai pangsa pasar sebesar 14%. Dari sisi nilai, dalam periode yang sama, dikatakan Kartika, PT Mandiri Sekuritas telah menjamin emisi efek sebesar Rp6,7 triliun. “Saat ini, dalam pipe line kami ada tiga perusahaan yang akan IPO (initial public offering). Hingga akhir tahun, penjaminan emisi kami bisa tembus Rp10 triliun,” paparnya.

Sebelumnya, Direktur Investment Banking PT Mandiri Sekuritas, Iman Rachman, pernah mengungkapkan pihaknya akan menangani tiga IPO pada semester kedua 2011 dengan nilai sebesar US$ 600 juta. Mekanisme yang digunakan dalam IPO tersebut menurutnya dengan joint lead underwriter.

Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia, PT Mandiri Sekuritas tercatat sebagai salah satu dari 20 AB dengan nilai Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) tertinggi dari sekitar 119 AB. MKBD PT Mandiri Sekuritas per 13 Juli 2011 mencapai Rp233,183 miliar. Otoritas pasar modal sendiri mensyaratkan setiap AB wajib memiliki MKBD minimal Rp25 miliar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masalah Tuntutan Kenaikan Upah Minimum

Upah minimum pekerja terus naik setiap tahunnya,  selain kabar baik didalamnya juga banyak dampak buruk buat perekonomian. Selain itu dikarenakan penentuan upah minimum ditentukan oleh setiap propinsi dan kabupaten membuat perbedaan upah minimum setiap daerah hanya menambah masalah khususnya buat daerah yang berdekatan. Menurut saya seharusnya buruh dengan serikatnya lebih fokus terhadap hak mereka yang lain seperti hak perlindungan social seperti kesehatan dan masadepannya sebagai karyawan. Walaupun upah minimum terus meningkat tiap tahun, tetapi tidak ada perubahan yang berarti dikarenakan harga juga mengikuti kenaikan UMP tersebut. Bisa dibilang buruh hanya menikmati kenaikan UMP dalam jangka waktu yang singkat dan harus menerima kenyataan bahwa kebutuhan mereka juga akan meningkat. Kenaikan UMP juga membuat perusahaan sulit berkembang dikarenakan harus menaikan harga produk atau jasa yang mereka tawarkan untuk memenuhi pengeluaran mereka yang juga akan meningkat. Untuk rupiah...

Modigliani-Miller (MM) Theory Teori MM Dengan Dan Tanpa Pajak

Teori Modigliani dan Miller (teori MM) adalah .teori yang berpandangan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka (Brigham dan Houston , 2001) yaitu: Tidak terdapat agency cost. Tidak ada pajak. Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai prospek perusahaan di masa depan Tidak ada biaya kebangkrutan Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari hutang. Para investor adalah price-takers. Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar ( market value ). Model Modigliani-Miller (MM) tanpa pajak Pada tahun 1958 mereka mengajukan suatu teori yang ilmiah tentang struktur modal perusahaan. Teori mereka menggunakan beberapa asumsi: Risiko bisnis perusahaan diukur dengan σ EBIT ( Standard Deviation Earning Before Interest and Ta...

Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI)

Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti ( KBMI ) adalah pengelompokan bank berdasarkan nilai modal inti yang dimiliki oleh bank. KBMI adalah aturan yang dibuat oleh OJK menggantikan aturan lama yang dibuat oleh Bank Indonesia yang mengelompokkan lewat nilai buku bank. Bank dikelompokkan menjadi 4 (empat) KBMI: KBMI 1 merupakan bank dengan Modal Inti sampai dengan Rp6.000.000.000.000,00 (enam triliun rupiah); KBMI 2 merupakan bank dengan Modal Inti lebih dari Rp6.000.000.000.000,00 (enam triliun rupiah) sampai dengan Rp14.000.000.000.000,00 (empat belas triliun rupiah); KBMI 3 merupakan bank dengan Modal Inti lebih dari Rp14.000.000.000.000,00 (empat belas triliun rupiah) sampai dengan Rp70.000.000.000.000,00 (tujuh puluh triliun rupiah); dan KBMI 4 merupakan bank dengan Modal Inti lebih dari Rp70.000.000.000.000,00 (tujuh puluh triliun rupiah). KBMI berlaku bagi semua bank, Bank Berbadan Hukum Indonesia, Kantor Cabang Bank Luar Negeri maupun Bank Berbasis Syariah. Perbedaan KBMI dari kon...