Langsung ke konten utama

Pergerakan Indek Saham

Indeks pasar saham adalah sebuah ukuran statistik mulai dari pendaftaran saham, sampai perubahan gerak harga suatu saham dan statistik yang menggambarkan harga komposit dari komponennya. Indeks digunakan sebagai alat untuk mewakilkan karakteristik dari komponen saham, semuanya memiliki kesamaan seperti perdagangan di pasar saham yang sama, merupakan bagian dari industri sejenis, atau memiliki kapitalisasi pasar yang mirip.

Indeks saham dibentuk dengan tujuan untuk menggambarkan pergerakan seluruh saham di satu bursa tertentu. Untuk mencapai tujuan itu, sampel yang diambil harus representative, meskipun tidak harus besar. Di beberapa bursa saham yang jumlah emitennya tercatat belum banyak, indeks dihitung dari seluruh saham seperti di Bursa Taiwan, korea, Copenhagen, dan Indonesai (IHSG).

Disebagian besar bursa saham lainnya, Indeks Agregat
sahamnya tidak mengambil seluruh populasi tetapi menggunakan sampel yang representative. Jika sampel representative (indeks LQ 45 dan indeks 100 saham) itu telah terpilih, pertanyaan berikutnya adalah berapa bobot masing-msaing saham di dalam sampel atau populasi untuk digunakan menghitung indeks.

Ada empat cara pembobotan yang bisa digunakan, yaitu berdasarkan harga, nilai kapitalisasi, saham yang beredar di public (free float), dan tidak tertimbang   (J. Soedrajadjad Djiwandodo) :
1.      Berdasarkan harga
Indeks saham berdasarkan harga yang paling popular adalah Dow Jones Indutrial Average (DJIA). DJIA sebagai indeks pertama yang berdasarkan harga merupakan harga rata-rata dari 30 saham industri besar dan terkenal, umumnya adalah pemimpin dalam industrinya. Istilah lainnya untuk 30 saham itu adalah blue chips. Selain DJIA, indeks saham lain yang berdasarkan harga adalah Nikkei 225 dari bursa saham Tokyo. Penghitungan indeks ini menyebabkan saham yang berharga tinggi mempunyai pengaruh besar.
2.      Berdasarkan nilai
Berbeda dengan indeks berdasarkan harga, indeks berdasarkan nilai memberikan bobot yang lebih besar pada saham yang berkapitalisasi pasar bebas dan bukan pada saham berharga tinggi. Yang dimaksud dengan kapitalisasi pasar suatu saham adalah jumlah saham tercatat dikalikan dengan harga pasarnya.
Indeks saham berdasarkan nilai adalah yang paling banyak digunakan, jauh melebihi penggunaan indeks lainnya. Indeks ini digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghitung Indeks Harga Saham gabungan (IHSG), Indeks LQ 45, Jakarta Islamic Index (JII), dan sekitar 10 indeks sektoral di BEI. Indeks beradasarkan kapitalisasi pasar ini juga digunakan untuk indeks S&P 500, indeks NYSE, Nasdaq, dan Hang Seng,
Keunggulan indeks berdasarkan nilai adalah perubahan indeks ini mencerminkan perubahan nilai kapitalisasi pasar jika mencakup seluruh saham di suatu bursa seperti IHSG di BEI. Jika IHSG naik, maka kapitalisasi pasar saham di BEI naik. Penghitungan indeks berdasarkan nilai menyebabkan saham yang mempunyai kapitalisasi besar lebih menentukan pergerakan indeks dibandingkan dengan saham berkapitalisasi kecil. 
3.      Indeks tak tertimbang
Metode yang relatif  jarang digunakan adalah indeks tak tertimbang atau indeks yang memberikan bobot sama kepada semua saham tanpa melihat harga atau kapitalisasi pasar saham itu. Saham berharga Rp 50 sama pentingnya dengan saham berharga Rp200. Saham berkapitalisasi pasar besar juga berbobot sama  dengan saham berkapitalisasi kecil. Indeks tak tertimbang digunakan untuk indeks bursa Singapura, Milan, dan Value Line.
4.      Saham beredar 
Indeks yang berdasarkan saham yang beredar di publik berusaha untuk mengoreksi indeks berdasarkan nilai. Jika indeks berdasarkan nilai menggunakan seluruh saham tercatat sebagai dasar pembobotan, indeks ini hanya menggunakan jumlah saham yang beredar untuk menghitung nilai kapitalisasi. Penggunaan indeks ini menyebabkan saham yang mempunyai saham beredar dengan kapitalisasi terbesar yang paling menentukan pergerakan indeks.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Mata Uang Kripto - BotXcoin

 BotXcoin adalah platform yang menyediakan layanan Copytrading untuk investasi mata uang Kripto atau investasi lainnya. Untuk berinvestasi pada layanan BotXcoin menggunakan koin BotX.J enis koin yang digunakan adalah ERC-20 yang berjalan dan didistribusikan di blockchain publik Ethereum. Koin BOTX memiliki total maksimal suplai koin yang dibatasi sebanyak 5,000,000,000 koin.  Copytrading sendiri adalah konsep perdagangan dimana seorang trader dapat mengikuti aksi yang dilakukan oleh trader lain yang dianggap berpengalaman dan ahli. Dengan Platform BotXcoin trader bisa melakukan aksi mengikuti aksi yang dilakukan trader berpengalaman. BotXcoin membuat koneksi terintegrasi pada bursa dan para trader bisa mengikuti dan membuat transaksi secara langsung yang sama persis dengan trader utama yang mereka ikuti. Untuk saat ini BotXcoin sudah diperjual belikan pada beberapa bursa uang Kripto seperti Indodax, P2PB2B, UniSwap, dan bursa lainnya. BotXcoin dikembangkan sejak tiga tahun terakhir ata

Teori Sinyal

Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar  modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.  Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang m