Langsung ke konten utama

Unicorn, Decacorn, Hectocorn

Unicorn adalah sebutan yang disematkan pada startup yang memiliki nilai valuasi 1 miliar dollar AS atau lebih. Istilah unicorn pertama kali digunakan oleh Aileen Lee (pendiri cowboy venture) dalam artikel "Welcome to The Unicorn Club" pada tahun 2017.

Ketika semakin banyak startup yang memiliki nilai valuasi diatas satu miliar dollar, maka istilah baru muncul, yaitu Decacorn yang disematkan untuk startup dengan nilai valuasi diatas 10 miliar dollar, dan hectacorn untuk startup dengan valuasi diatas 100 miliar dollar.

Awal 2020 Go-Jek menjadi satu-satunya perusahaan startup Indonesia yang bergelar Decacorn, untuk unicorn sendiri Indonesia memilki empat perusahaan startup yaitu Tokopedia, Traveloka, Bukalapak dan Ovo.

Indonesia belum memiliki startup yang mempunyai nilai valuasi diatas 100 miliar dollar, dengan begitu belum ada starup Indonesia yang berkategori startup hectacorn.

Aset Tidak Sebanding Valuasi
Fenomena start up dengan valuasi besar bukan hanya terjadi di Indonesia, dinegara lain juga bermunculan startup dengan valuasi yang besar. Masuknya modal Ventura membuat startup mampu bertransformasi dengan cepat.

Dalam menghitung valuasi Startup tidak menggunakan aturan metode valuasi tradisional, walau aset sangat kecil, arus kas negatif dan belum menghasilkan untung nilai Startup bisa sangat tinggi. Ini dikarenakan Para investor saat ini sangat percaya dengan perusahaan internet yang belum untung.

Para investor mengutamakan pertumbuhan, pangsa pasar, dan efek jejaring (network effect). Efek jejaring adalah efek dari adanya penambahan pengguna baru atau layanan baru dan ketika itu terjadi akan memberi nilai tambah bagi perusahaan startup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Mata Uang Kripto - BotXcoin

 BotXcoin adalah platform yang menyediakan layanan Copytrading untuk investasi mata uang Kripto atau investasi lainnya. Untuk berinvestasi pada layanan BotXcoin menggunakan koin BotX.J enis koin yang digunakan adalah ERC-20 yang berjalan dan didistribusikan di blockchain publik Ethereum. Koin BOTX memiliki total maksimal suplai koin yang dibatasi sebanyak 5,000,000,000 koin.  Copytrading sendiri adalah konsep perdagangan dimana seorang trader dapat mengikuti aksi yang dilakukan oleh trader lain yang dianggap berpengalaman dan ahli. Dengan Platform BotXcoin trader bisa melakukan aksi mengikuti aksi yang dilakukan trader berpengalaman. BotXcoin membuat koneksi terintegrasi pada bursa dan para trader bisa mengikuti dan membuat transaksi secara langsung yang sama persis dengan trader utama yang mereka ikuti. Untuk saat ini BotXcoin sudah diperjual belikan pada beberapa bursa uang Kripto seperti Indodax, P2PB2B, UniSwap, dan bursa lainnya. BotXcoin dikembangkan sejak tiga tahun terakhir ata

Teori Sinyal

Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar  modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.  Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang m