Langsung ke konten utama

Foreign Exchange Markets, Foreign Exchange (Pasar Valuta Asing, Valuta Asing)


The markets on which international currencies are traded and where exchange rates are determined is called the foreign exchange market. It is here that households, firms, and financial institutions buy and sale foreign currencies to make international payment (Kreinin, 2006).
Pasar valuta asing adalah sebuah pasar dimana individu/seseorang, perusahaan, dan bank melakukan pembelian dan penjualan mata uang asing. Pasar valuta
asing untuk setiap mata uang, misalnya U.S. dollar, terdapat di seluruh lokasi (seperti London, Paris, Zurich, Frankurt, Singapore, Hong Kong, Tokyo, and New York) dimana dollars dibeli dan dijual untuk mata uang negara lainnya. (Dominick Salvatore, 1995).
Sejauh ini fungsi utama dari pasar valuta asing adalah mentransfer dana atau kekuatan pembelian dari satu negara dan mata uang ke negara dan mata uang lainnya. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan telegraphic transfer, dimana ceknya dikirimkan melalui perangkat nirkabel, dengan ini bank domestik atau bank lokal menginstruksikan bank-bank koresponden di dalam pusat keuangan luar negeri untuk membayar dengan jumlah tertentu dari mata uang lokal kepada seseorang, perusahaan, atau rekening tertentu. (Dominick Salvatore, 1995).
Nilai tukar antar mata uang adalah jumlah dari suatu mata uang yang diserahkan untuk mendapatkan mata uang yang lain. Nilai tukar ditentukan oleh bermacam-macam aturan, baik nilai tukar maupun aturan itu sendiri dapat berubah. Perubahan dari nilai tukar antar mata uang dapat berpengaruh besar terhadap penjualan, biaya, laba, dan kesejahteraan individu. Selain komplikasi nilai tukar, masalah-masalah internasional khusus dan unik lainnya yang muncul bersumber pada kesempatan dan resiko yang ada pada investasi dan peminjaman di luar negeri (Maurice D. Levi, 2004).
Kurs atau nilai tukar adalah catatan harga pasar dari mata uang asing dalam harga mata uang domestik atau respirokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing (Karim, 2007).
Sedangkan pengertian kurs valuta asing menurut Murni (2006) adalah sebagai jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satuan unit mata uang asing.
Nilai tukar menunjukkan banyaknya unit mata uang yang dapat dibeli dan ditukar dengan satu satuan mata uang lain (Sartono, 2001).
Kurs adalah patokan nilai Bank sentral suatu negara untuk membeli atau menjual mata uang asing (Todaro dan Smith, 2004).
Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda. Nilai tukar didasari dengan dua konsep, konsep pertama adalah konsep nominal yang mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan untuk mempeeroleh sejumlah mata uang negara lain. Kedua konsep riil, yang digunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasar internasional (Hendra Halwani, 2002).
The exchange rate is the price of one currency stated in terms of a second currency. An exchange rate can be given in one of two ways, either as units of domestics currency per unit of foreign currency or vice versa (James Gerber, 2008).
The exchange rate between two countries is the price at which residents of those countries trade with each other (Mankiw, 2007).
Kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang disebut dengan kurs (exchange rate). Nilai tukar dapat berubah-ubah, perubahannya dapat berupa depresiasi atau apresiasi. Depresiasi mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika artinya terjadi suatu penurunan mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika, depresiasi mata uang negara membuat harga barang-barang domestik menjadi turun dan lebih murah bagi pihak luar negeri. Sedangkan apresiasi mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika artinya terjadi suatu kenaikan mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika, apresiasi mata uang negara membuat harga barang-barang yang ada di negara tersebut menjadi naik dan lebih mahal bagi pihak luar negeri (Sukirno, 1981).
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukan harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan mata uang negara lain, kurs valuta asing juga dapat didefinisikan sebagai sejumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. (Sadono Sukirno, 2004).
Tingkat kurs adalah rasio dua mata uang yang diperdagangkan. Harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain (Case dan Fair, 2008).
Valuta asing atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang nilainya mengalami apresiasi atau kenaikan dibandingkan dengan mata uang lainnya. Mata uang hard currency ini pada umumnya berasal dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, (USD), Euro (UER), dan lain-lain (Hamdy Hady, 2008).
Sedangkan soft currency adalah mata uang yang lemah dan jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi keuangan internasional karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai, umumnya soft currency berasal dari negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia (Hamdy Hady, 2008:61).
The exchange rate is the price of the foreign currency in terms of U.S dollars it is number of U.S dollars required to purchase one unit of the foreign currency (Lipsey Courant Ragan, 2003:800).
Pada dasarnya terdapat lima jenis sistem kurs yang berlaku (Kuncoro, 1996), yaitu :
1.      Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Pada jenis sistem ini, kurs sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar dengan tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam upaya untuk melakukan stabilisasi melalui kebijakan moneter .
2.      Kurs Tertambat (Pegged Exchange Rate)
Pada sistem kurs tertambat, suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata uang negara tersebut mengikuti mata uang negara yang menjadi tambatannya.
3.      Kurs Tertambat Merangkak (Crawling Pegs)
Sistem kurs tertambat merangkak, dimana negara hanya melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibandingkan dengan sistem kurs tertambat.
4.      Sekeranjang Mata Uang (Basket Currencies)
Pada sistem ini, keuntungan utamanya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan kedalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu.
5.      Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Dalam sistem ini, negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang sangat rentan terhadap gangguan eksternal, misalnya memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor luar negeri maupun gangguan internal seperti bencana alam, menggunakan sistem kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.





Dominick, Salvatore. 1995. International Economics 5thedition, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hamdy, H., 2008. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi keempat, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
Sadono, Sukirno, 1997. Makro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada., Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanggap Covid 19 Dengan Layanan Sehatq

Pandemi Covid 19 masih belum usai, pemerintah dengan segala upaya berusaha menekan penyebaran virus lewat kebijakan dan aturan yang dibuat, diantaranya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan terhadap beberapa daerah sesuai dengan tingkat penyebarannya. Kita harus bisa mematuhi peraturan pemerintah yang ada mengingat pentingnya kerjasama semua pihak dalam menekan penyebaran dan penanggulangan Covid 19, tanpa adanya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan penyebaran Covid 19 akan terus terjadi. PPKM mampu mengurangi jumlah kasus Covid, tetapi di sisi lain PPKM membuat kita sulit mendapatkan kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Begitu juga untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan ada baiknya tidak harus pergi kerumah sakit atau klinik jika memungkinkan bisa dilakukan dari rumah. Selain PPKM, pemerintah juga menggalakkan kampanye #ingatpesanibu lewat gerakan 3M yang wajib diterakpkan dalam bersosial dan beraktivitas. Gerakan Memakai Mask

Pengertian Investasi

Menurut Mankiw (2003), investasi adalah barang-barang yang dibeli oleh individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka. Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner (1997) investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Sumanto, 2006). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di

Tipe Investor Menurut Profil Resiko

Dalam berinvestasi tiap individu memiliki karakteristik tersendiri dalam penilaian terhadap resiko yang bisa dihadapi, ada investor yang berani menghadapi resiko yang besar tentu saja dengan mengharapkan tingkat keutungan yang besar, tetapi ada juga investor yang lebih suka berinvestasi pada asset yang aman walaupun keuntungan yang didapat sangat kecil. Tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan sebagai berikut (www.danareksa.com): Defensive Investor  : investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko. Conservative Investor : Investor ini biasanya berinvestasi untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya, untuk pen